Friday, May 8, 2015

SEARING KESABARAN BERSAMA KESULITAN ADA KEMUDAHAN YANG PASTI


Kemudahan Hadir Bersama Kesulitan


Kemarin siang saya menerima telepon dari seorang jamaah yang sedang mengalami masalah dengan utangnya. Si bapak ini memiliki banyak hutang di bank terutama dalam bentuk kartu kredit dan kredit tanpa agunan. Dalam pembicaraan telepon tersebut beliau meminta nasehat saya atas penawaran dari pihak bank untuk melakukan penjadwalan ulang utangnya. Saya yang pernah punya pengalaman yang sama langsung menjawab tidak usah diterima. Mengapa? Apakah ada jaminan bahwa kita bisa bayar jika dijadwal ulang? Yang ada kita akan bertambah lama stressnya, karena penjadwalan ulang berarti memperpanjang masa kreditnya, dan itu berarti memperpanjang tekanan pikiran kita untuk memikirkan angsurannya. Saya sarankan untuk ditolak dan bersabar saja, pasti nanti Allah berikan rezeki untuk bisa melunasi.
Yakinlah, Allah pasti punya cara yang lebih baik supaya kita segera bebas dari hutang dan bebas dari riba. Allah sudah menyatakan bahwa bersamaan dengan kesulitan pasti ada kemudahan. Perhatikanlah pak, setiap kali bapak mendapatkan tekanan masalah, di saat itu pula Allah hadirkan sinyal-sinyal jalan keluar. Mungkin bisa berupa prospek bisnis, atau tagihan yang dibayar atau bentuk lain yang menunjukkan masih ada harapan. Sayangnya kita lebih sering fokus pada kesulitan yang sedang kita hadapi bukan pada sinyal harapan yang dihadirkan. Akibatnya sinyal itu seakan tidak ada dan pikiran kita semakin kalut, yang ujung-ujungnya keimanan kita mulai goyah. Tauhid kita mulai rapuh. Kita paksa memori otak kita untuk mencari jalan keluar padahal kita tidak mempunyai kekuatan apa-apa. Kita mulai tidak yakin Allah akan turun tangan untuk menyelesaikan urusan kita. Kita mulai ragu Allah tidak akan mengijabah doa-doa kita. Kita mulai sok keminter dengan menganggap rencana kita lebih baik dari pada rencana Allah. Apa jadinya jika demikian? Pertolongan Allah semakin jauh. Sinyal harapan jadi lenyap berubah menjadi keterpurukan. Tekanan hidup menjadi semakin berat.
Itu semua kesalahan kita, tidak yakin apa yang disampaikan Allah. Jika Allah sudah menyatakan bahwa BERSAMA dengan kesulitan pasti ada kemudahan, bahkan diulang dua kali dalam satu surat pendek Al Insyirah, itu berarti pasti terjadi. Semakin banyak kesulitan datang, semakin banyak pula kemudahan yang dihadirkan. Ubahlah cara pandang kita, maka kita akan menemukan sinyal kemudahan itu.
Berapapun hutang kita, itu kecil di sisi Allah karena hanya Allah Yang Maha Besar. Sabar saja, tetap berikhtiar sesuai aturan Allah jangan sekali-kali melanggar. Urusan hasil itu hak prerogratif Allah. Ikhtiar bukan jalan mendapatkan rezeki tetapi ikhtiar adalah alasan supaya Allah memberi kita rezeki. Selama kita sudah berikhtiar berarti kita sudah memberikan alasan bagi Allah untuk memberikan rezekiNya kepada kita. Tentang bagaimana jalannya, Allah punya cara yang lebih baik dari pada kita. Bisa jadi dari jalan yang kita ikhtiari namun bisa jadi dari jalan lain yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. Tetap yakin kepada Allah, terus berdoa, perbaiki ibadahnya dan bersabar.
Di akhir pembicaraan si bapak minta saya mendoakannya agar Allah segera memberikan jalan keluar dari masalahnya. Dan saya pun mengaminkannya.
Sore ini HP saya berbunyi lagi. Saya lihat dari si Bapak yang kemarin telepon. Saya pikir ada masalah apa lagi sampai beliau telepon lagi. HP saya angkat. Terdengar suara si bapak ini lebih ceria dibandingkan kemarin. Setelah sedikit berbasa basi, akhirnya beliau bercerita bahwa kemarin setelah menelepon saya dia mendapatkan order catering. Meskipun tidak mempunyai modal beliau terima order tersebut. Mungkin beliau ingat nasehat saya untuk memperhatikan sinyal kemudahan.
Besok beliau harus memenuhi order catering tapi sampai hari ini belum ada uang untuk belanja. Beliau praktekkan nasehat saya. Fokus pada kemudahan dan bersabar. Beliau tidak tergoda untuk minta bantuan ke orang lain, karena lebih banyak kecewanya bila menaruh harapan kepada manusia. Beliau gantungkan harapan hanya pada Allah sang pemilik semesta. Akhirnya keyakinannya membuahkan hasil, doanya diijabah oleh Allah. Selepas sholat ashar dari masjid beliau mendapati istrinya sedang menangis. Beliau bingung dengan keadaan tersebut, ada masalah apa lagi yang menyebabkan istrinya menangis. Beliaupun menanyakan kepada istrinya ada masalah apa. Istrinya pun bercerita bahwa baru saja ada tamu dari kantor almarhum Bapaknya suami yang mengirimkan uang hasil pekerjaan almarhum yang belum sempat dibayarkan. Istrinya menangis karena haru, betapa Allah punya skenario yang tidak terduga untuk menjawab doa mereka. Di saat mereka butuh modal untuk memenuhi order catering dan tidak ada harapan lagi mendapatkan bantuan dari pihak lain, Allah hadirkan modal melalui harta bapaknya yang diantarkan kepadanya sebagai ahli waris. Alhamdulillah.
Subhanallah, sebuah kisah nyata yang mestinya bisa menjadi pelajaran bagi kita. Setiap kali ada kesulitan, Allah pasti siapkan kemudahanNya. Tinggal kita yakin, tetap ikhtiar dalam ketaatan dan bersabar. Allah sudah punya rencana terbaik buat kita. Dan pasti renacan Allah akan terjadi pada kita. Tidak ada kebaikan yang tidak menghasilkan kebaikan. Ketika kita sudah melakukan perubahan diri dengan memperbanyak kebaikan, maka kebaikan dari Allah pasti akan diberikan kepada kita. Kesulitan apapun yang menimpa diri kita bisa jadi kebaikan dari Allah yang tidak kita tahu. Karena dari kesulitan itulah hidayah diberikan kepada kita. Ketika kita menuju hidayah Allah maka pasti kemudahan demi kemudahan akan diberikan.

Wednesday, May 6, 2015

KISAH-KISAH ISLAMI PENUH HIKMAH


 DUA ANAK MEMPEREBUTKAN HAK MERAWAT IBUNYA YANG SUDAH TUA RENTA

Di salah satu pengadilan Qasim, berdiri Hizan al Fuhaidi dengan air mata yang bercucuran sehingga membasahi janggutnya! Kenapa? Karena ia kalah terhadap perseteruannya dengan saudara kandungnya!
Tentang apakah perseteruannya dengan saudaranya? Tentang tanah kah? atau warisan yang mereka saling perebutkan?
Bukan karena itu semua! Ia kalah terhadap saudaranya terkait pemeliharaan ibunya yang sudah tua renta dan bahkan hanya memakai sebuah cincin timah di jarinya yang telah keriput.
Seumur hidupnya, beliau tinggal dengan Hizan yang selama ini menjaganya. Tatkala beliau telah manula, datanglah adiknya yang tinggal di kota lain, untuk mengambil ibunya agar tinggal bersamanya, dengan alasan, fasilitas kesehatan dan lain-lain di kota jauh lebih lengkap daripada di desa.
Namun Hizan menaolak dengan alasan, selama ini ia mampu untuk menjaga ibunya. Perseteruan ini tidak berhenti sampai di sini, hingga berlanjut ke pengadilan!
Sidang demi sidang dilalui, hingga sang hakim pun meminta agar sang ibu dihadirkan di majelis.
Kedua bersaudara ini membopong ibunya yang sudah tua renta yang beratnya sudah tidak sampai 40 Kg!
Sang Hakim bertanya kepadanya, siapa yg lebih berhak tinggal bersamanya. Sang ibu memahami pertanyaan sang hakim, ia pun menjawab, sambil menunjuk ke Hizan, “Ini mata kananku!” kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata, “Ini mata kiriku!
Sang Hakim berpikir sejenak kemudian memutuskan hak kepada adik Hizan, berdasar kemaslahatan bagi si ibu!
Betapa mulia air mata yang dikucurkan oleh Hizan! Air mata penyesalan karena tidak bisa memelihara ibunya tatkala beliau telah menginjak usia lanjutnya! Dan, betapa terhormat dan agungnya sang ibu! yang diperebutkan oleh anak-anaknya hingga seperti ini!
Andaikata kita bisa memahami, bagaimana sang ibu mendidik kedua putranya hingga ia menjadi ratu dan mutiara termahal bagi anak-anaknya!
Ini adalah pelajaran mahal tentang berbakti, tatkala durhaka sudah menjadi budaya,
“Ya Allah, Tuhan kami! Anugerahkan kepada kami keridhoan ibu kami dan berilah kami kekuatan agar selalu bisa berbakti kepadanya!” Âmîn…



MR. INGGRIS VS MR. SHEIKH

Mr. Inggris bertanya: “Kenapa dalam Islam perempuan tidak boleh bersentuhan dengan sembarang pria?”
Mr. Sheikh menjawab: “Bisakah kamu berjabat tangan dengan ratu Elizabeth?
Mr. Inggris menjawab: “oh… tentu tidak bisa! cuma orang-orang tertentu saja yang bisa berjabat tangan dengan ratu.”
Mr. Sheikh tersenyum dan berkata: “Perempuan-perempuan kami (Kaum muslimin) adalah para ratu dan ratu tidak boleh bersentuhan dengan pria sembarangan (yang bukan mahramnya [orang yang haram dinikahi seperti ayah, saudara kandung] dan suaminya)
Mr. Inggris bertanya lagi: “Kenapa perempuan Islam menutupi tubuh dan rambut mereka?”
Mr. Sheikh tersenyum dan mengeluarka dua permen dari sakunya, ia membuka yang pertama terus yang satu lagi tertutup bungkus. Lalu dia melemparkan keduanya ke lantai.
Mr. Sheikh bertanya: “Jika saya meminta anda untuk mengambil satu permen, mana yang anda pilih?”
Mr. Inggris menjawab: “tentu saya mengambil yang tertutup…”
Mr. Sheikh berkata: ” Itulah cara kami memperlakukan dan melihat perempuan kami”
Mr. Inggris: ….. J!!! [bengong]


NASRANI VS MUSLIM

Nasrani: “Boleh bertanya? Mengapa Rasul anda menikahi 11 atau 12 orang perempuan? Ini menunjukkan bahwa ia adalah orang yang suka mengumbar nafsu (seks)?”
Muslim: “Pertama, tolong beritahu saya, orang yang menikah karena nafsu (seks) akan memilih gadis atau janda?”
Nasrani: “Ia akan memilih gadis.”
Muslim: “Perempuan pertama yang dinikahi Rasulullâh adalah Khadijah binti Khuwailid yang berstatus janda dan berusia 40 tahun.
Kedua, pada usia berapakah nafsu seksual meledak-ledak?”
Nasrani: “Kurang lebih mulai dari usia 16 tahun sampai 40 tahun, sebagai usia kesempurnaan bagi kejantanan dan kematangan akal.”
Muslim: “Rasul kami tidak menikah dengan perempuan lain setelah Khadijah, kecuali setelah usia beliau mencapai 50 tahun. Jadi, masalahnya adalah untuk kepentingan penetapan syari’at dan hikmah, bukan syahwat atau nafsu.”
Nasrani: “Baiklah…! Jika bukan syahwat, kenapa harus menikahi perempuan sebanyak itu, 11 atau 12 wanita? Kenapa tidak satu, dua atau empat?”
Muslim: “Kenapa anda mempermasalahkan Rasul kami? Sedangkan Rasul-rasul kalian tidak kalian permasalahkan juga? Bukankah anda beriman kepada Nabi Sulaiman? Padahal dalam kitab suci kalian disebutkan bahwa Nabi Sulaiman beristrikan 1000 orang wanita. (Disebutkan di dalam I Raja-Raja [11: 2 ,3] : “… Hati Solomo telah
terpaut kepada mereka dengan cinta. Ia mempunyai tujuh ratus istri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik…”) . Begitu juga dengan Nabi kalian yaitu Rehabeam yang memiliki 78 istri. (Disebutkan dalam II Tawarikh: “Rehabeam mencintai Maakha, anak Absalom itu, lebih daripada semua istri dan gundiknya, ia mengambil delapan belas istri dan enam puluh gundik…”) . Maka bandingkanlah dengan jumlah istri dari Rasul kami yang hanya berjumlah 12 orang, mana yang terbanyak? Bagaimana anda mencela poligami Nabi kami dan mencacinya? Dan anda menganggap ini adalah aib dari kedudukan kenabian? Sementara kitab kalian sendiri telah menyebutkan poligami dari Nabi-nabi besar kalian, dan kalian menganggapnya wajar?
Nasrani: “Hmm… Lalu kenapa juga Rasul anda menikahi gadis dibawah umur, yaitu Aisyah yang dinikahi pada usia 6 atau 9 tahun? Bukankah itu adalah aib juga?”
Muslim: Bagaimana halnya dengan kehidupan kalian sendiri, yang mana perempuan-perempuan kalian telah banyak melakukan hubungan intim diluar nikah pada usia di bawah sepuluh tahun? Hal ini sudah diakui oleh berbagai media. Lantas kenapa anda mempermasalahkan Nabi kami yang menikahi wanita di bawah umur, sedangkan perempuan-perempuan kalian sendiri sangat banyak yang melakukan perzinahan dibawah umur?
Mana yang lebih aib?”
Nasrani: “Anggaplah perempaun-perempuan kami adalah oknum, jadi tidak bisa dijadikan landasan. Adapun Nabi anda adalah seorang yang suci dan mulia, tapi berbuat seperti itu? Lihatlah perbedaan usia yang sangat jauh tatkala Nabi anda menikahi Aisyah
yang baru berusia 6 tahun sedangkan Nabi anda berusia 50 tahun, selisih 44 tahun!!”
Muslim: “Apakah anda lupa atau tidak tahu terhadap sejarah Maria ‘Si perawan suci’? Pada usia berapa dia menikah di dalam sejarah kalian? Maria menikah dengan Yoseph ketika usia 12 tahun! Bukankah itu juga di bawah umur? Sedangkan Yoseph waktu itu sudah berusia 89 tahun (disebutkan dalam Ensiklopedi Katolik). Usia mereka selisih 77 tahun! Perbedaan yang sangat jauh sekali dibandingkan dengan Nabi kami.”
Nasrani: “Baiklah…! Kami menyerah pada anda dalam konteks Nabi anda, lalu mengapa anda (laki-laki Muslim) menikahi 4 orang perempuan? Ini adalah penghinaan bagi perempuan?”
Muslim: “Masyarakat Barat sekarang ini, seorang laki- laki menikahi satu orang perempaun saja, tetapi berhubungan intim secara ilegal (haram) atau selingkuh dengan sejumlah perempaun, baik teman maupun pacar gelap. Data statistik kontemporer di Barat
menunjukkan bahwa populasi perempaun lebih banyak daripada laki-laki. Hubungan intim yang dilakukan laki-laki membuat kaum perempaun hanya sebagai tempat pelampiasan nafsu saja. Lalu setelah si laki- laki menyalurkan libidonya, maka si perempuan menjadi tidak berharga lagi baginya. Penghinaan terhadap perempaun seperti apa yang lebih dahsyat dari itu? Sedangkan agama kami mengharuskan kami untuk memperlakukan semua istri secara ma’ruf (baik) dan memberikan hak-hak mereka secara adil. Selain itu, perempaun juga harus diposisikan sebagai bagian dari laki-laki, karena perempaun adalah rumahnya, tempat tinggalnya dan pakaiannya. Itu adalah ikatan yang kuat di mana perempaun dapat menemukan kehormatannya dan merealisasikan keperampuannya. Jadi, manakah yang lebih agung dan lebih mulia, wahai para dokter sekalian?”
Nasrani: “glek’terdiam kalah.


KISAH LUKMANUL HAKIM (ALLOHU "A'LAM)


Kita bisa mengambil hikmah dari kisah Lukmanul Hakim dengan anaknya. Bahwa kita tidak boleh berbuat karena mau disanjung orang banyak.

Kelengkapan kisahnya :

       Lukmanul Hakim mengadakan perjalan jauh dengan anaknya, Lukmanul Hakim berada di atas kuda kurus dan anaknya berjalan di bawah sambil memegangi tali kuda yang ditunggangi ayahnya dan lewat depan orang banyak, dan orang banyak itupun berkata : orang tua yang tidak berperasaan masa anaknya berjalan di bawah sedangkan ayahnya duduk di atas kuda seperti layaknya seorang raja sungguh tak berperasaan. Maka Lukmanul Hakim pun berkata kepada anaknya : nak kita di cemooh orang karena aku di atas kuda sedangkan kamu di bawah. Sekarang kita tukaran nak, kamu di atas aku di bawah. Maka Lukmanul Hakim yang berjalan di bawah dan anaknya berada di atas kuda. Tak berapa jauh ada sekumpulan orang berbicara : anak durhaka, masa dia di atas kuda sedangkan ayahnya berjalan di bawah. Maka Lukmanul Hakim berkata lagi ke anaknya : nak kita dicemooh lagi karena kamu di atas sedangkan aku ayahmu berjalan di bawah tidak di atas kuda, bagaimana kalo kita berdua berada di atas kuda dan tidak ada lagi yang berjalan kaki. Maka kedua-duanya menunggang kuda. Kuda berjalan terus Lukmanul Hakim dan anaknya lagi dan lagi melewati orang banyak yang bercakap-cakap : Mereka tidak berperasaan ya ? masa kuda kurus ditunggangi dua orang kasian ya kudanya.Lukmanul Hakim dan anaknya turun dari kuda karena merasa malu dicemooh orang-orang karena mereka berdua di atas kuda kurus. Lukmanul Hakim berkata pada anaknya mari kita berjalan berdua saja tidak usah kita tunggangi kuda ini. Sambil berjalan ada lagi sekumpulan orang-orang yang berkata : hahahaha, orang bodoh mereka, masa ada kuda tidak ditunggangi ? hahahah. Maka langkah terakhir Lukmanul Hakim dan anaknya akhirnya menggotong kuda itu. hahahhaha akhirnya tetap diketawai orang banyak : Masa kuda sehat digotong begitu, kaya' orang gila saja mereka.
       Kisah di atas mengandung hikmah bahwa : bagaimanapun  juga perbuatan itu pasti ada yang pro dan ada yang kontra, maka kerjakanlah kebenaran yang sesuai syariat Islam yang berdasar AL-Qur'an dan Hadits rasulullah saw walau banyak yang menghina acukan saja karena itu kebenaran pasti menang.




PILIHAN ALLAH ADALAH YANG TERBAIK


Al Khair Khairutullaah, Pilihan Allah adalah yang terbaik. Tak ada kesia-siaan dalam Allah menciptakan sesuatu untuk hamba-Nya, Terkadang seseorang tertimpa takdir yang menyakitkan yang tidak disukai oleh dirinya, kemudian dia tidak bersabar, merasa sedih dan mengira bahwa takdir tersebut adalah sebuah pukulan yang akan memusnahkan setiap harapan hidup dan cita-citanya. Akan tetapi, sering kali kita melihat dibalik keterputus-asaannya ternyata Allah memberikan kebaikan kepadanya dari arah yang tidak pernah ia sangka-sangka.

Sebaliknya, berapa banyak pula kita melihat seseorang yang berusaha dalam sesuatu yang kelihatannya baik, berjuang mati-matian untuk mendapatkannya, tetapi yang terjadi adalah kebalikan dari apa yang dia inginkan.

و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ

"Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."(QS. Al Baqarah: 216)

Mungkin cerita ini bisa jadi pembelajaran berharga bagi kita walaupun kebenaran cerita ini belum diketahui shahihnya namun kita bisa memetik pelajaran berharga dari cerita ini bahwa pilihan Allah adalah yang terbaik.

Suatu masa, ada seorang raja yang sangat menyayangi rakyatnya, setiap rakyatnya mendapat musibah dia selalu mengatakan Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik, sehingga menjadi lapanglah hati rakyatnya mendengar hal ini.

Suatu hari sang raja mendapat musibah jari tangannya putus, lalu ia mengadu kepada salah seorang menteri kesayangannya, dan menteri tersebut mengatakan kepada raja hal yang biasa ia katakan pada rakyatnya, Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik.

Mendengar hal ini sang raja murka dan memenjarakan perdana menteri tadi.
Suatu hari raja bersama pasukannya pergi berburu dan mereka tersesat jauh di dalam hutan dan tertangkap sekelompok penyembah roh. Satu persatu pasukan raja di sembelih untuk di persembahkan ke berhala penyembah roh tadi hingga tiba giliran raja mereka melihat jari raja yang terputus sehingga mereka tidak jadi menyembelih raja karena dianggap cacat. akhirnya raja selamat dan kembali ke istananya.
Raja segera membebaskan menteri yang ia penjarakan tadi dan berkata benar apa yang engkau bilang wahai menteri. Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik, lalu ia menceritakan apa yang terjadi pada menteri tadi.
Dan sang raja bertanya pada menteri lalu apakah penjara bagimu adalah yang terbaik pilihan Allah? sang menteri menjawab benar wahai raja, Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik.
Sang raja  bertanya  terus apakah hikmahnya bagimu wahai menteri?
Menteri menjawab seandainya saya tidak masuk penjara tentunya saya akan ikut bersama raja berburu dan tentunya saya sudah disembelih bersama pasukan lainnya. namun Allah menyelematkan saya dengan memasukkan saya ke penjara.