Wednesday, May 6, 2015

KISAH-KISAH ISLAMI PENUH HIKMAH


 DUA ANAK MEMPEREBUTKAN HAK MERAWAT IBUNYA YANG SUDAH TUA RENTA

Di salah satu pengadilan Qasim, berdiri Hizan al Fuhaidi dengan air mata yang bercucuran sehingga membasahi janggutnya! Kenapa? Karena ia kalah terhadap perseteruannya dengan saudara kandungnya!
Tentang apakah perseteruannya dengan saudaranya? Tentang tanah kah? atau warisan yang mereka saling perebutkan?
Bukan karena itu semua! Ia kalah terhadap saudaranya terkait pemeliharaan ibunya yang sudah tua renta dan bahkan hanya memakai sebuah cincin timah di jarinya yang telah keriput.
Seumur hidupnya, beliau tinggal dengan Hizan yang selama ini menjaganya. Tatkala beliau telah manula, datanglah adiknya yang tinggal di kota lain, untuk mengambil ibunya agar tinggal bersamanya, dengan alasan, fasilitas kesehatan dan lain-lain di kota jauh lebih lengkap daripada di desa.
Namun Hizan menaolak dengan alasan, selama ini ia mampu untuk menjaga ibunya. Perseteruan ini tidak berhenti sampai di sini, hingga berlanjut ke pengadilan!
Sidang demi sidang dilalui, hingga sang hakim pun meminta agar sang ibu dihadirkan di majelis.
Kedua bersaudara ini membopong ibunya yang sudah tua renta yang beratnya sudah tidak sampai 40 Kg!
Sang Hakim bertanya kepadanya, siapa yg lebih berhak tinggal bersamanya. Sang ibu memahami pertanyaan sang hakim, ia pun menjawab, sambil menunjuk ke Hizan, “Ini mata kananku!” kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata, “Ini mata kiriku!
Sang Hakim berpikir sejenak kemudian memutuskan hak kepada adik Hizan, berdasar kemaslahatan bagi si ibu!
Betapa mulia air mata yang dikucurkan oleh Hizan! Air mata penyesalan karena tidak bisa memelihara ibunya tatkala beliau telah menginjak usia lanjutnya! Dan, betapa terhormat dan agungnya sang ibu! yang diperebutkan oleh anak-anaknya hingga seperti ini!
Andaikata kita bisa memahami, bagaimana sang ibu mendidik kedua putranya hingga ia menjadi ratu dan mutiara termahal bagi anak-anaknya!
Ini adalah pelajaran mahal tentang berbakti, tatkala durhaka sudah menjadi budaya,
“Ya Allah, Tuhan kami! Anugerahkan kepada kami keridhoan ibu kami dan berilah kami kekuatan agar selalu bisa berbakti kepadanya!” Âmîn…



MR. INGGRIS VS MR. SHEIKH

Mr. Inggris bertanya: “Kenapa dalam Islam perempuan tidak boleh bersentuhan dengan sembarang pria?”
Mr. Sheikh menjawab: “Bisakah kamu berjabat tangan dengan ratu Elizabeth?
Mr. Inggris menjawab: “oh… tentu tidak bisa! cuma orang-orang tertentu saja yang bisa berjabat tangan dengan ratu.”
Mr. Sheikh tersenyum dan berkata: “Perempuan-perempuan kami (Kaum muslimin) adalah para ratu dan ratu tidak boleh bersentuhan dengan pria sembarangan (yang bukan mahramnya [orang yang haram dinikahi seperti ayah, saudara kandung] dan suaminya)
Mr. Inggris bertanya lagi: “Kenapa perempuan Islam menutupi tubuh dan rambut mereka?”
Mr. Sheikh tersenyum dan mengeluarka dua permen dari sakunya, ia membuka yang pertama terus yang satu lagi tertutup bungkus. Lalu dia melemparkan keduanya ke lantai.
Mr. Sheikh bertanya: “Jika saya meminta anda untuk mengambil satu permen, mana yang anda pilih?”
Mr. Inggris menjawab: “tentu saya mengambil yang tertutup…”
Mr. Sheikh berkata: ” Itulah cara kami memperlakukan dan melihat perempuan kami”
Mr. Inggris: ….. J!!! [bengong]


NASRANI VS MUSLIM

Nasrani: “Boleh bertanya? Mengapa Rasul anda menikahi 11 atau 12 orang perempuan? Ini menunjukkan bahwa ia adalah orang yang suka mengumbar nafsu (seks)?”
Muslim: “Pertama, tolong beritahu saya, orang yang menikah karena nafsu (seks) akan memilih gadis atau janda?”
Nasrani: “Ia akan memilih gadis.”
Muslim: “Perempuan pertama yang dinikahi Rasulullâh adalah Khadijah binti Khuwailid yang berstatus janda dan berusia 40 tahun.
Kedua, pada usia berapakah nafsu seksual meledak-ledak?”
Nasrani: “Kurang lebih mulai dari usia 16 tahun sampai 40 tahun, sebagai usia kesempurnaan bagi kejantanan dan kematangan akal.”
Muslim: “Rasul kami tidak menikah dengan perempuan lain setelah Khadijah, kecuali setelah usia beliau mencapai 50 tahun. Jadi, masalahnya adalah untuk kepentingan penetapan syari’at dan hikmah, bukan syahwat atau nafsu.”
Nasrani: “Baiklah…! Jika bukan syahwat, kenapa harus menikahi perempuan sebanyak itu, 11 atau 12 wanita? Kenapa tidak satu, dua atau empat?”
Muslim: “Kenapa anda mempermasalahkan Rasul kami? Sedangkan Rasul-rasul kalian tidak kalian permasalahkan juga? Bukankah anda beriman kepada Nabi Sulaiman? Padahal dalam kitab suci kalian disebutkan bahwa Nabi Sulaiman beristrikan 1000 orang wanita. (Disebutkan di dalam I Raja-Raja [11: 2 ,3] : “… Hati Solomo telah
terpaut kepada mereka dengan cinta. Ia mempunyai tujuh ratus istri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik…”) . Begitu juga dengan Nabi kalian yaitu Rehabeam yang memiliki 78 istri. (Disebutkan dalam II Tawarikh: “Rehabeam mencintai Maakha, anak Absalom itu, lebih daripada semua istri dan gundiknya, ia mengambil delapan belas istri dan enam puluh gundik…”) . Maka bandingkanlah dengan jumlah istri dari Rasul kami yang hanya berjumlah 12 orang, mana yang terbanyak? Bagaimana anda mencela poligami Nabi kami dan mencacinya? Dan anda menganggap ini adalah aib dari kedudukan kenabian? Sementara kitab kalian sendiri telah menyebutkan poligami dari Nabi-nabi besar kalian, dan kalian menganggapnya wajar?
Nasrani: “Hmm… Lalu kenapa juga Rasul anda menikahi gadis dibawah umur, yaitu Aisyah yang dinikahi pada usia 6 atau 9 tahun? Bukankah itu adalah aib juga?”
Muslim: Bagaimana halnya dengan kehidupan kalian sendiri, yang mana perempuan-perempuan kalian telah banyak melakukan hubungan intim diluar nikah pada usia di bawah sepuluh tahun? Hal ini sudah diakui oleh berbagai media. Lantas kenapa anda mempermasalahkan Nabi kami yang menikahi wanita di bawah umur, sedangkan perempuan-perempuan kalian sendiri sangat banyak yang melakukan perzinahan dibawah umur?
Mana yang lebih aib?”
Nasrani: “Anggaplah perempaun-perempuan kami adalah oknum, jadi tidak bisa dijadikan landasan. Adapun Nabi anda adalah seorang yang suci dan mulia, tapi berbuat seperti itu? Lihatlah perbedaan usia yang sangat jauh tatkala Nabi anda menikahi Aisyah
yang baru berusia 6 tahun sedangkan Nabi anda berusia 50 tahun, selisih 44 tahun!!”
Muslim: “Apakah anda lupa atau tidak tahu terhadap sejarah Maria ‘Si perawan suci’? Pada usia berapa dia menikah di dalam sejarah kalian? Maria menikah dengan Yoseph ketika usia 12 tahun! Bukankah itu juga di bawah umur? Sedangkan Yoseph waktu itu sudah berusia 89 tahun (disebutkan dalam Ensiklopedi Katolik). Usia mereka selisih 77 tahun! Perbedaan yang sangat jauh sekali dibandingkan dengan Nabi kami.”
Nasrani: “Baiklah…! Kami menyerah pada anda dalam konteks Nabi anda, lalu mengapa anda (laki-laki Muslim) menikahi 4 orang perempuan? Ini adalah penghinaan bagi perempuan?”
Muslim: “Masyarakat Barat sekarang ini, seorang laki- laki menikahi satu orang perempaun saja, tetapi berhubungan intim secara ilegal (haram) atau selingkuh dengan sejumlah perempaun, baik teman maupun pacar gelap. Data statistik kontemporer di Barat
menunjukkan bahwa populasi perempaun lebih banyak daripada laki-laki. Hubungan intim yang dilakukan laki-laki membuat kaum perempaun hanya sebagai tempat pelampiasan nafsu saja. Lalu setelah si laki- laki menyalurkan libidonya, maka si perempuan menjadi tidak berharga lagi baginya. Penghinaan terhadap perempaun seperti apa yang lebih dahsyat dari itu? Sedangkan agama kami mengharuskan kami untuk memperlakukan semua istri secara ma’ruf (baik) dan memberikan hak-hak mereka secara adil. Selain itu, perempaun juga harus diposisikan sebagai bagian dari laki-laki, karena perempaun adalah rumahnya, tempat tinggalnya dan pakaiannya. Itu adalah ikatan yang kuat di mana perempaun dapat menemukan kehormatannya dan merealisasikan keperampuannya. Jadi, manakah yang lebih agung dan lebih mulia, wahai para dokter sekalian?”
Nasrani: “glek’terdiam kalah.


KISAH LUKMANUL HAKIM (ALLOHU "A'LAM)


Kita bisa mengambil hikmah dari kisah Lukmanul Hakim dengan anaknya. Bahwa kita tidak boleh berbuat karena mau disanjung orang banyak.

Kelengkapan kisahnya :

       Lukmanul Hakim mengadakan perjalan jauh dengan anaknya, Lukmanul Hakim berada di atas kuda kurus dan anaknya berjalan di bawah sambil memegangi tali kuda yang ditunggangi ayahnya dan lewat depan orang banyak, dan orang banyak itupun berkata : orang tua yang tidak berperasaan masa anaknya berjalan di bawah sedangkan ayahnya duduk di atas kuda seperti layaknya seorang raja sungguh tak berperasaan. Maka Lukmanul Hakim pun berkata kepada anaknya : nak kita di cemooh orang karena aku di atas kuda sedangkan kamu di bawah. Sekarang kita tukaran nak, kamu di atas aku di bawah. Maka Lukmanul Hakim yang berjalan di bawah dan anaknya berada di atas kuda. Tak berapa jauh ada sekumpulan orang berbicara : anak durhaka, masa dia di atas kuda sedangkan ayahnya berjalan di bawah. Maka Lukmanul Hakim berkata lagi ke anaknya : nak kita dicemooh lagi karena kamu di atas sedangkan aku ayahmu berjalan di bawah tidak di atas kuda, bagaimana kalo kita berdua berada di atas kuda dan tidak ada lagi yang berjalan kaki. Maka kedua-duanya menunggang kuda. Kuda berjalan terus Lukmanul Hakim dan anaknya lagi dan lagi melewati orang banyak yang bercakap-cakap : Mereka tidak berperasaan ya ? masa kuda kurus ditunggangi dua orang kasian ya kudanya.Lukmanul Hakim dan anaknya turun dari kuda karena merasa malu dicemooh orang-orang karena mereka berdua di atas kuda kurus. Lukmanul Hakim berkata pada anaknya mari kita berjalan berdua saja tidak usah kita tunggangi kuda ini. Sambil berjalan ada lagi sekumpulan orang-orang yang berkata : hahahaha, orang bodoh mereka, masa ada kuda tidak ditunggangi ? hahahah. Maka langkah terakhir Lukmanul Hakim dan anaknya akhirnya menggotong kuda itu. hahahhaha akhirnya tetap diketawai orang banyak : Masa kuda sehat digotong begitu, kaya' orang gila saja mereka.
       Kisah di atas mengandung hikmah bahwa : bagaimanapun  juga perbuatan itu pasti ada yang pro dan ada yang kontra, maka kerjakanlah kebenaran yang sesuai syariat Islam yang berdasar AL-Qur'an dan Hadits rasulullah saw walau banyak yang menghina acukan saja karena itu kebenaran pasti menang.




PILIHAN ALLAH ADALAH YANG TERBAIK


Al Khair Khairutullaah, Pilihan Allah adalah yang terbaik. Tak ada kesia-siaan dalam Allah menciptakan sesuatu untuk hamba-Nya, Terkadang seseorang tertimpa takdir yang menyakitkan yang tidak disukai oleh dirinya, kemudian dia tidak bersabar, merasa sedih dan mengira bahwa takdir tersebut adalah sebuah pukulan yang akan memusnahkan setiap harapan hidup dan cita-citanya. Akan tetapi, sering kali kita melihat dibalik keterputus-asaannya ternyata Allah memberikan kebaikan kepadanya dari arah yang tidak pernah ia sangka-sangka.

Sebaliknya, berapa banyak pula kita melihat seseorang yang berusaha dalam sesuatu yang kelihatannya baik, berjuang mati-matian untuk mendapatkannya, tetapi yang terjadi adalah kebalikan dari apa yang dia inginkan.

و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ

"Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."(QS. Al Baqarah: 216)

Mungkin cerita ini bisa jadi pembelajaran berharga bagi kita walaupun kebenaran cerita ini belum diketahui shahihnya namun kita bisa memetik pelajaran berharga dari cerita ini bahwa pilihan Allah adalah yang terbaik.

Suatu masa, ada seorang raja yang sangat menyayangi rakyatnya, setiap rakyatnya mendapat musibah dia selalu mengatakan Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik, sehingga menjadi lapanglah hati rakyatnya mendengar hal ini.

Suatu hari sang raja mendapat musibah jari tangannya putus, lalu ia mengadu kepada salah seorang menteri kesayangannya, dan menteri tersebut mengatakan kepada raja hal yang biasa ia katakan pada rakyatnya, Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik.

Mendengar hal ini sang raja murka dan memenjarakan perdana menteri tadi.
Suatu hari raja bersama pasukannya pergi berburu dan mereka tersesat jauh di dalam hutan dan tertangkap sekelompok penyembah roh. Satu persatu pasukan raja di sembelih untuk di persembahkan ke berhala penyembah roh tadi hingga tiba giliran raja mereka melihat jari raja yang terputus sehingga mereka tidak jadi menyembelih raja karena dianggap cacat. akhirnya raja selamat dan kembali ke istananya.
Raja segera membebaskan menteri yang ia penjarakan tadi dan berkata benar apa yang engkau bilang wahai menteri. Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik, lalu ia menceritakan apa yang terjadi pada menteri tadi.
Dan sang raja bertanya pada menteri lalu apakah penjara bagimu adalah yang terbaik pilihan Allah? sang menteri menjawab benar wahai raja, Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik.
Sang raja  bertanya  terus apakah hikmahnya bagimu wahai menteri?
Menteri menjawab seandainya saya tidak masuk penjara tentunya saya akan ikut bersama raja berburu dan tentunya saya sudah disembelih bersama pasukan lainnya. namun Allah menyelematkan saya dengan memasukkan saya ke penjara.





No comments:

Post a Comment