Monday, March 17, 2014

Kisah Malik bin Dinar Rah.a (Tabi'in)


“Dia seorang yang tsiqah dan sedikit bicara.“........(Ibnu Sa’ad)

Dialah Abu Yahya Malik bin Dinar. Sosok yang meninggalkan syahwat dunia. Penakluk jiwa ketika sedang bergejolak. Demikianlah Abu Nuaim memberikan sifat pada Malik bin Dinar dalam al-Hilyahnya.

Malik bin Dinar dilahirkan pada masa Ibnu Abbas R.a. Ia sempat bertemu dengan Anas bin Malik. Karenanya, ia diliputi berkah ilmu yang bermanfaat. Ia pun mengambil manfaat dari ulama shalih dari kalangan sahabat Nabi. Ia belajar akhlak suci dari mereka, adab dan sunah yang diridhoi Allah. Malik bin Dinar menjadi salah satu seorang pemimpin kaum muslimin yang ternama.

Ibnu Sa’ad berkata,”Dia seorang yang tsiqah dan sedikit bicara.”

Ibnu Hibban menambahkan dalam ats-Tsiqatnya,” Malik bin Dinar menulis Mushaf dan mendapatkan honor. Ia makan dari honor itu.”

Dialah imam zuhud. Terdepan dalam Wara’. Kezuhudannya menjadi perumpamaan. Mati kita renungi potongan kisah dari kehidupan ulama ini. Suatu ketika ia menemui Anas bin Malik R.a. Bersamanya ikut Tsabit dan Yazid ar-Raqasyi. Anas bin Malik memandang mereka dengan kagum, seraya berkata,”Betapa mirip kalian dengan para sahabat Rasulullah SAW. Sungguh kalian lebih aku cintai dari sekian anakku, kecuali mereka mempunyai keutamaan seperti kalian. Sungguh aku mendoakan kalian dimalam hari.”

Renungkanlah. Mereka didoakan oleh Abu Hamzah Anas bin Malik. Semata karena cinta pada Allah SWT. Apakah ada seseorang yang mencintai seperti Anas bin Malik kecuali orang-orang shalih dan ahli taat? Merekalah orang-orang yang benar bersama Allah dan Allah pun membenarkan mereka dengan kecintaan orang-orang shalih dan ahli ibadah.

Betapa tinggi kedudukan mereka! Suatu ketika ia membaca firman Allah SWT:
لَوْ أَنزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللَّه
Artinya: “Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quraan ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah.”(QS.al-Hasyr:21)
Malik bin Dinar berkata,”Aku bersumpah pada kalian, tidak beriman seorang hamba dengan al-Qur’an kecuali hatinya terpecah.”

Abdul Aziz bin Salman menuturkan,”Aku dan Abdul Wahid bin Zaid menemui Malik bin Dinar. Kami dapati dia berdiri dari majelisnya, lalu masuk kerumahnya. Kemudian dia menutup pintu kamar. Kami duduk menunggunya hingga keluar atau mendengar darinya suatu gerakan. Kami kemudian minta izin. Malik bin Dinar seperti mengucapkan sesuatu yang tidak bisa dipahami, lalu terdengar dia menangis. Sampai-sampai kami merasa kasihan mendengar tangisannya. Kemudian tubuhnya bergetar, bernafas lalu pingsan.”

Abdul Wahid berkata,”Kita pergi. Kita tidak ada urusan hari ini dengan laki-laki ini. Dia sibuk dengan dirinya sendiri.”

Pada kesempatan lain ia memasuki kawasan pekuburan. Tiba-tiba ada seseorang yang sedang dikubur. Malik datang dan berdiri disamping kuburan sambil memperhatikan orang yang dikubur. Malik bin Dinar mulai berkata, ”Wahai Malik, besok beginilah keadaanmu. Tidak ada seseorang pun yang bisa menolongmu dikuburan.“

Malik bin Dinar terus berkata,“ besok beginilah keadaanmu.“ Hingga ia pingsan dan tersungkur dilubang kubur. Orang-orang pun segera membawanya kerumah dalam keadaan tak sadarkan diri.

Malik bin Dinar selalu mengulang-ngulang,“Wahai Tuhannya Malik!Engkau telah mengetahui penghuni surga dan penghuni neraka. Maka, dimanakah tempat malik?“kemudian Malik bin Dinar menangis!

Renungkan bagaimana ia menggambarkan keadaan seorang hamba di hari Kiamat ketika ia meninggalkan dunia ini.

Suatu ketika ia naik kapal. Saat kapal itu berada disebuah jembatan, diserukan agar awaknya tidak keluar dan berdiri dari tempatnya.

Malik bin Dinar malah keluar, mengambil pakaiannya dan memanggulnya lalu melompat dari kapal dan berdiri diatas tanah.“Apa yang membuatmu keluar?seru juru mudi.

”Tidak ada apa-apa!Jawab Malik.
“Pergi!” ujar juru kemudi lagi.
Malik berkata dalam hati,”beginilah akhirat.”

Betapa indah perumpamaan ini!Tidak mungkin dimengerti kecuali oleh hati yang suci, bersih seperti putihnya susu.

Beginilah Malik selalu mengevaluasi dirinya.. Tak ada temapat dihatinya kecuali zikir kepada Allah dan ketakutan yang selalu melekat disekujur anggota tubuhnya.

Suatu ketika, Harits bin Nabhan memberinya hadiah sebuah bejana yang terbuat dari kulit. Bejana itu berada ditempat Malik bin Dinar beberapa saat. Ketika Harits datang, Malik segera memanggilnya,”Wahai Harits, kemarilah!Ambil bejanamu!Dia telah membuat hatiku sibuk. Setiap kali aku memasuki masjid, syetan datang dan berkata,”Wahai Malik, bejanamu telah dicuri.”Dia telah membuat sibuk hatiku.”

Sungguh! Malik tak ingin ada yang mengusik hatinya kecuali takut pada Allah. Alangkah bahagianya pemilik hati ini!

Simaklah keluhannya suatu saat,”Aku berharap Allah mengizinkan ketika aku berada dalam genggaman TanganNya kelak aku sujud sekali saja. Sehingga aku tahu bahwa Dia telah ridha. Lalu Dia berkata kepadaku,”Wahai Malik jadilah debu.”

Sungguh ketakutan pada Allah telah memenuhi hati orang-orang yang bertakwa. Maka ia pun mendekat padaNya dan jauh dari godaan makhluk.

Ada seorang laki-laki terkaya di Bashrah. Ia mempunyai seorang putri yang teramat cantik. Suatu saat sang Ayah berkata,”Keturunan Hasyim pernah melamar padamu, dari bangsa arab!Tapi engkau menolak. Kukira engkau menginginkan Malik bin Dinar dan sahabatnya?”

”Demi Allah, itulah cita-citaku,”jawab sang putri.

Sang ayah berkata pada salah seorang saudaranya,”Temui Malik. Kabarkan tentang kedudukan putriku dan keinginannya!”

Ketika bertemu Malik, utusan ayah gadis itu berkata,”seseorang menyampaikan salam untukmu. Dia berpesan,’Sungguh engkau mengetahui bahwa aku orang paling kaya dikota ini. Aku punya seorang putri cantik yang ingin menikah denganmu. Apa pendapatmu?”

Malik menjawab,”Sungguh aneh. Apakah engkau tidak tahu bahwa aku telah menceraikan dunia dengan talak tiga!” Malik bin Dinar telah menceraikan dunia sehingga ia tidak peduli dengan apa-apa yang hilang dari dunianya.

Saat lain, Malik tertarik untuk memakan roti campur susu. Seorang temannya datang membawakan makanan yang dimaksud. Sejenak Malik membolak-balikkan roti itu lalu berkata,”Aku merindukanmu selama 40 tahun. Dan aku berhasil mengalahkan keinginanku itu. Hari ini engkau ingin mengalahkanku?pergi dari sisiku!” Malik tak mau memakannya.

Malik bin Dinar tak hanya zuhud dalam hal makanan. Kediamannya pun sangat sederhana. Dirumahnya tak ada apa pun kecuali Mushaf dan pakaiannya. Tentang rumahnya ini dia berkata,” Siapa yang masuk ke rumahku lalu mengambil sesuatu, maka itu halal baginya. Saya tak butuh gembok atau kunci.”

Suatu saat, seorang pencuri masuk ke rumahnya. Namun ia tidak menemukan sesuatu pun. Malik berkata,”wahai pencuri, engkau tidak menemukan apa-apa dari harta dunia. Apakah engkau ingin bagian dari akhirat?”

”Ya!” jawab pencuri.

”Berwudhulah dan shalat dua rakaat.”

Pencuri itupun melakukannya. Ia pun pergi ke masjid bersama Malik bin Dinar. Ketika Malik di tanya tentang orang yang bersamanya, ia menjawab,”Dia datang untuk mencuri. Maka dia yang kami curi.”

Suatu ketika, gubernur bashrah lewat bersama rombongan dan tentaranya. Malik berseru,”Paling sedikit dari perjalananmu ini.”Para pembantu gubernur marah dan mengancam Malik. Namun sang gubernur buru-buru mencegah, lalu berkata pada Malik,”Apakah engkau tidak mengenalku?”

“Siapa yang lebih tahu tentang dirimu daripada aku?Awalmu dari tetsan mani yang jijik. Akhirmu adalah jenazah yang hina. Sekarang engkau berada di antara dua kondisi itu membawa kotoran.”

Sang gubernur menundukan wajahnya lalu pergi sembari berkata,”Sekarang, sungguh engkau telah mengetahui siapa diriku.”

Begitulah kehidupan Malik bin Dinar. Seorang zuhud dalam segala hal. Berani pada semua makhluk dan hanya takut pada Allah.

Ia meninggal dunia sebelum wabah Tha’un (kolera) melanda Bashrah. Wabah itu melanda pada tahun 131 Hijriyah. Semoga kita bisa mengikuti jejaknya.....Amien

Sumber:
Shuwar min Siyar at-Tabi’in, karya Azhari Ahmad Mahmud
Siyar A’lam at Tabi’in, karya Shabri bin Salamah Syahin

Kisah Malik bin Dinar : Hamba Wanita Cantik dan Hartawan Sombong

Suatu ketika, Malik bin Dinar rah.a sedang berjalan di daerah Basrah. Ia melihat seorang hamba wanita dengan pakaian gemerlap berjalan dengan pembantunya dengan penuh angkuh dan gaya, berlagak bagaikan hamba wanita milik para raja. Melihat hal itu, Malik rah.a berteriak kepadanya, “Hai gadis kecil! Apakah tuanmu mau menjualmu?” Hamba wanita itu sangat terkejut atas pertanyaan Malik rah.a.
Ia berkata dengan tersinggung, “Orang tua, coba kau ulangi kata-katamu itu.”

Malik rah.a berkata, “Kukatakan, apakah tuanmu mau menjualmu?”

Gadis itu berkata, “Seandainya ia menjualku, dapatkah seorang miskin sepertimu membayar hargaku?”

Malik rah.a berkata, “Tentu, bahkan aku dapat membeli seorang hamba wanita yang lebih cantik darimu.”

Mendengar perkataan ini ia tertawa dan mengatakan pada pelayan-pelayannya untuk memegang Syaikh dan membawanya menyertai mereka.

Demikianlah Malik rah.a dibawa oleh mereka ke rumah mereka. Setibanya di rumah, hamba itu menceritakan kepada tuannya semua yang terjadi antara dirinya dengan Syaikh. Tuannya tertawa terbahak-bahak dan meminta agar laki-laki miskin itu dibawa kehadapannya. Begitu Malik rah.a muncul dihadapannya, orang kaya itu diserang oleh rasa kagum, tiba-tiba ia bertanya kepada Syaikh, Apa yang kamu inginkan?”

Syaikh menjawab, “Aku ingin membeli hamba wanitamu.”

Orang kaya itu berkata, “Dapatkah kamu membayar harganya?”

Syaikh berkata, “Menurut perkiraanku harganya senilai dua biji kurma.”

Mendengar ini, semua yang hadir tertawa. Orang kaya itu berkata, “Atas dasar apa kamu menentukan harga itu bagi wanita ini?”

yaikh menjawab, “Jika hamba wanitamu tidak memakai wewangian, maka tubuhnya akan mengeluarkan bau yang menjijikan, jika ia tidak meminyaki atau menyisir rambutnya, ia akan Nampak kusut, rambutnya akan menjadi jelek dan bau busuk. Dalam waktu beberapa tahun lagi kemudaannya akan hilang dan semua daya tariknya akan luntur, ia mengalami menstruasi, mengeluarkan air seni, kotoran kecil maupun besar dan semua mengeluarkan kotoran dari tubuhnya. Ia suka murung ketika menderita kemalangan. Ia sangat mementingkan dirinya sendiri dan berpura-pura mencintaimu, walaupun sebenarnya yang ia cintai adalah kesenangan dan kenyamanan hidup yang dinikmatinya bersamamu. Dan yang paling tidak tetap adalah; ia tidak tulus dalam cintanya dan berkhianat, tidak setiakepada perkataannya sendiri dan palsu dalam pernyataan cintanya. Jika engkau menyuruhnya pergi atau engkau meninggal lebih dahulu , ia akan pergi kepada laki-laki lain dan disana ia juga menyatakan bahwa ia mencintainya dengan penuh gairah.

Akupun mempunyai seorang hamba wanita, yang jauh melampaui hambamu dalam hal kecantikannya, dan lebih mudahdimiliki. Ia telah diciptakan dari inti sari camphor dicampur dengan kasturi dan saffron. Ia dipakaikan pakaian dari nur yang indah dan memakai pakaian mutiara.Jika ia berbicara kepada seseorang yang telah meninggal, maka orang itu akan hidup kembali. Jika ia membuka pergelangan tangannya di dunia ini, matahari akan Nampak redup dibandingkan dengannya. Jika ia memasuki ruangan gelap, ia akan meneranginya dengan kehadirannya. Jika ia dating ke dunia ini dengan semua kecantikan dan perhiasannya, ia akan memenuhinya dengan keharuman dan sinar yang sangat terang. Ia telah dipelihara dan diasuh di dalam taman kesturi dan saffron. Ia bermain dan berayun-ayun di dahan yang terbuat dari rubi merah dan batu marjan. Tinggal di istana-istana, dikelilingi oleh semua tata karma penuh rahmat. Ia diberi minum dariair Tasniim (sebuah sungai di surga). Ia tidak pernah memungkiri janji, tidak pernah mengkhianati orang yang dicintainya atau mengubah kesetiannya.”

Demikianlah, setelah menceritakan beberapa sifat-sifat bidadari surga, Syaikhbertanya, “Sekarang katakana kepadaku,manakah diantara kedua gadis itu yang patut untuk diinginkan?”

Semua orang yang berkumpul di sana berkata, dengan satu suara, “Tentu saja gadis yang baru saja engkau gambarkan yang sebaiknya setiap orang mencoba untuk memilikinya.”

Syaikh berkata, “Gadis cantik ini dapat dimiliki hanya dengan harga yang setiap orang mampu membayarnya dan dalam setiap keadaan.”

Ketika ditanya berapa harganya, Malik rah.a berkata, “Seorang gadis dengan kebaikan dan keunggulan seperti itu dapat dimiliki sebagai balasan atas perbuatan-perbuatan baik walaupun kecil seperti: mengambil sedikit waktu pada malam hariuntuk berdiri dalam ketaatan, mengerjakan setidak-tidaknya dua rakaat shalat Tahajjud dengan niat yang murni yaitu mencari ridha-Nya. Bila engkau duduk untuk makan, ingatlah juga orang-orang miskin (ajaklah mereka menikmati makananmu), jadikanlah keinginanmu tunduk kepada yang diingiankan Allah. Singkirkanlah dari jalanmu segala sesuatu yang dapat membahayakan orang-orang yang berlalu di sana, jalani kehidupan dengan sederhana. Merasa cukup dengan pemberian Allah, alihkan perhatianmu daridunia ini, yang tidak lain adalah tempat penipuan dan pusatkan sepenuh hati ke tempat tinggal abadi; yaitu akhirat. Jika kamu bersungguh-sungguh dalam perbuatan-perbuatan baik ini, kamu tidak saja hidup terhormat di dunia, tetapi juga tidak akan mengalami kegelisahan di akhirat dan akan dibangkitkan dengan kedudukan yang terhormat dan tinggi, tinggal selama-lamanya di jannah di dalam lingkuangan yang diberkahi Allah SWT, Raja segala Raja.

Mendengar semua ini, orang kaya itu berkata kepada hamba wanitanya, “Apakah engkau mendengar apa yang dikatakan Syaikh?”

Hamba wanita itu berkata, “Ia telah mengatakan kebenaran, mengingatkan kita kepada keyakinan yang benar dan memberikan nasehat yang baik kepada kita.”

Orang kaya itu berkata, “Kalau begitu, aku memerdekakanmu dan kuberikan kepadamu sejumlah harta sebagai hadiahku.” Ia juga memerdekakan semuahamba-hambanya dan menghadiahi mereka masing-masing sejumlah harta yang cukup banyak, dan menyedekahkan rumahnya dan semua yang ada di dalamnya di jalan Allah. Ia membuka pakaiannya yang mahal, dan membalut tubuhnya dengan kain kasar, kain tirai kasar yang disobeknya dari pintu rumahnya.

Hamba wanita itu berkata, “Tuanku, akupun akan mengikuti cara hidupmu, karena bagiku tidak ada lagi daya tarik di dalam kenikmatan kehidupan dunia ini.” Kemudian ia pun menyedekahkan semua pakaiannya, perhiasan-perhiasan dan barang-barang berharga dan juga perabot-perabot rumah tangganya. Ia memakai pakaian dari bahan kasar dan menjalani kehidupan yang sangat sederhana bersama tuannya.
Malik rah.a meninggalkan mereka dan mendoakan keberkahan Allah atas kedua orang itu, majikan dan hamba wanitanya yang telah melepaskan kesenangan hidup mereka, meninggalkan kemewahan-kemewahan duniawi dan mengabdikan hidup untuk beribadah kepada Allah SWT, tekun dalam ketaatan hingga akhir hayat mereka. Semoga Allah SWT memberkahi mereka dengan ampunan dan memberkahikita juga, bersama mereka.

... KISAH PERTAUBATAN MALIK BIN DINAR ...

31 Mei 2011 pukul 8:12
Bismillahir-Rahmanir-Rahim ...
Saat muda kehidupan Malik bin Dinar selalu di isi dengan dosa, mabuk-mabukan, maksiat, berbuat berbuat onar, memakan hak hak orang lain, dan memakan riba, tidak ada satu maksiatpun yang tidak dilakukannya. Ia sungguh sangatlah jahat hingga manusia lain pun tida...k menghargai karena kejahatannya.
Pada suatu waktu Malik Bin Dinar merindukan untuk menikah dan memiliki keluarga, maka menikahlah ia dan di karuniakan seorang anak yang cantik bernama Fatimah.

Dia sangat mencintai putrinya Fathimah. Suatu ketika anak yang di cintainya melihat Malik Bin Dinar sedang mabuk dan memegang segelas minuman keras, maka Fathimah pun mendekat dan menyingkirkan gelas tersebut hingga tumpah mengenai baju. Fatimah tidak tega melihat ayahnya melakukan hal seperti itu karena dia sangat mencintai ayahnya, saat itu umur Fathimah belum genap dua tahun. Saat genap tiga tahun Fathimah meninggal dunia.
Kini Malik Bin Dinar semakin menjadi setelah kehilangan anak yang di cintainya, dan dia selalu mabuk sepanjang malam, dia pertekat akan mabuk sepuasnya hingga tak sadarkan diri dan bermimpi.

Di alam mimpi tersebut Dia melihat hari kiamat.

Matahari telah gelap, lautan telah berubah menjadi api, dan bumipun telah bergoncang. Manusia berkumpul pada hari kiamat. Manusia dalam keadaan berkelompok - kelompok. Sementara Dia merasa berada di antara manusia lain, mendengar seorang penyeru memanggil: Hai…! Mari menghadap al-Jabbar. Malik Bin Dinar melihat orang yang memanggilnya, dan Orang itu berubah wajahnya menjadi sangat hitam karena sangat ketakutan.

Kemudian hilanglah seluruh manusia seakan-akan tidak ada seorangpun di padang Mahsyar. Kemudian Malik Bin Dinar melihat seekor ulat besar yang ganas lagi kuat merayap mengejarnya dengan membuka mulut. Dia pun lari ketakutan. Lalu dia mendekati seorang laki-laki tua yang lemah. Diapun berkata: “Hai, selamatkanlah aku dari ular ini!” Laki-Laki Tua Itu menjawab: “Wahai anakku aku lemah, aku tak mampu, akan tetapi larilah kearah sana mudah-mudahan engkau selamat!”

Malik Bin Dinar pun berlari kearah yang ditunjukkannya, sementara ular tersebut berada di belakangnya. Tiba-tiba Dia mendapati api dihadapannya. Diapun berkata: “Apakah aku melarikan diri dari seekor ular untuk menjatuhkan diri ke dalam api?” Diapun kembali berlari dengan cepat sementara ular tersebut semakin dekat. Dia kembali kepada lelaki tua yang lemah tersebut dan berkata: “Demi Allah, wajib atasmu menolong dan menyelamatkan ku.” Maka dia menangis Orang tua itu seraya berkata: “Aku lemah sebagaimana engkau lihat, aku tidak mampu melakukan sesuatupun, akan tetapi larilah kearah gunung tersebut mudah-mudahan engkau selamat ! ”

Malik Bin DInarpun berlari menuju gunung tersebut Sementara ular dibelakangnya terus mengejarnya. Kemudian Dia melihat di atas gunung terdapat anak-anak kecil, dan mendengar semua anak tersebut berteriak: “ Wahai Fathimah tolonglah ayahmu, tolonglah ayahmu !”

Diapun teringat dan sangat berbahagia bahwa dia mempunyai seorang putri yang telah meninggal pada usia tiga tahun yang akan menyelamatkannya . Maka Fatimahpun memegang Malik Bin Dinar dengan tangan kanannya, dan mengusir ular dengan tangan kirinya sementara Malik Bin Dinar sangat ketakutan. Lalu Fatimah kecil duduk di pangkuan Malik Bin Dinar sebagaimana dulu dia di pangku ayahnya saat di dunia.

Fatimah berkata : “Wahai Ayah “ Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah” (QS. Al-Hadid:16)

Malik Bin Dinar berkata : “ Wahai putriku, beritahu kepadaku tentang ular itu.”

Fatimah kecil berkata: “Itu adalah amal keburukan, engkau telah membesarkan dan menumbuhkannya hingga hampir memakan mu. Tidakkah engkau tahu wahai ayah, bahwa amal-amal di dunia akan dirupakan menjadi sesosok bentuk pada hari kiamat? Dan lelaki yang lemah tersebut adalah amal shalih mu, engkau telah melemahkannya hingga dia menangis karena kondisimu dan tidak mampu melakukan sesuatu untuk membantu kondisi mu. Seandainya saja engkau tidak melahirkan ku, dan seandainya saja tidak mati saat masih kecil, tidak akan ada yang bisa memberikan manfaat kepada mu.”

Malik Bin Dinarpun terbangun dari tidurnya dan berteriak: “Wahai Rabbku, sudah saatnya wahai Rabbku, “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” Lantas Dia mandi dan keluar untuk shalat subuh dan ingin segera bertaubat dan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Malik Bin Dinar selalu berdoa dan selalu menangis sepanjang malam dan berkata: “Ya Ilahi, hanya Engkaulah satu-satunya Dzat Yang Mengetahui penghuni sorga dan penghuni neraka, maka yang manakah aku di antara keduanya? Ya Allah, jadikanlah aku termasuk penghuni sorga dan jangan jadikan aku termasuk penghuni neraka.”

Malik bin Dinar Rohimahullah wafat pada tahun 130 H. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmatinya dengan rahmat-Nya yang luas. (Misanul I'tidal, III/426).

Semuga Cerita di atas menjadi renungan bagi kita semua....
Kisah Malik bin Dinar
Si Penakluk Dunia, Si Pecinta Akhirat
Malik bin Dinar belajar banyak dari sahabat Nabi Saw, Anas bin Malik. Anas bukanlah sahabat biasa karena ia pernah sekian lama menjadi pembantu Rasulullah Saw dan tinggal di rumah beliau. Ajaran Anas sangat membekas pada diri Malik bin Dinar sehingga ia dikenal menjadi orang yang sangat mencintai akhirat yang paling mampu menolak godaan dunia. Siapapun orang yang sudah tertarik pada dunia dan mulai melupakan akhirat harus bisa mengambil pelajaran dari kehidupan Malik bin Dinar.
Suatu ketika Malik berdiri di samping kuburan dan memperhatikan orang yang akan dimakamkan. Saat itu ia bicara pada dirinya sendiri, "Wahai Malik, besok beginilah keadaanmu. Tidak ada sesuatu pun yang bisa menolongmu dikuburan."
Ia terus berkata begitu sampai akhirnya pingsan san tersungkur di lubang kubur karena begitu takutnya kepada Allah SWT.
Suatu hari laki-laki terkaya di kota Basrah mengutus orang kepada Malik bin Dinar agar ia mau menikahi putrinya yang cantik. Namun Malik menolak halus sambil menjawab, "Sayang sekali, sungguh aku telah menceraikan dunia dan tak lagi hirau dengan apa yang tak kudapat darinya."
Rumah Malik bin Dinar pernah didatangi seorang pencuri. Orang itu bingung karena tak ada apapun yang dapat dicurinya di rumah itu kecuali sebuah Al-Qur'an dan sehelai pakaian. Malik kemudian menegurnya, "Hai pencuri, engkau tidak akan menemukan harta di sini. Tetapi maukah engkau menerima bagian dari Akhirat?"
"Baiklah," kata si Pencuri pasrah.
"Berwudhulah dan shalat dua rakaat," nasihat Malik.
Pencuri itu melakukannya dan ia pun diajak pergi ke masjid oleh Malik bin Dinar.

Ibrahim Bin Adham Berhati Malaikat

REP | 29 June 2012 | 07:20 Dibaca: 1463   Komentar: 2   1
Ibrahim  bin Adham adalah salah satu sosok  ternama dikalangan sufi,  beliau lahir di Hurrasan dan wafat tahun 161 H. Mungkin tidak banyak orang yang tahu tentang siapa dan seperti apa beliau, memang dari dulu sejak saya di pesantren nama beliau sudah tidak asing lagi di ruang dengar, karena guru saya sering menyebut nama beliau, biasanya disaat mengkaji kitab-kitab tasawuf seperti Al-Hikam dan semacamnya, tapi yang saya kenal dulu,  beliau adalah sosok yang senang hidup dalam kesederhanaan, jujur, santun dan juga senantiasa  membantu orang yang tidak mampu.
Sekarang, ketika  beranjak dewasa, saya sering membuka kitab tasawuf,  setiap saya membaca pasti nama Ibrahim bin Adham  jarang terlewati,  setelah saya mencoba menelusuri biografi beliau ternyata beliau adalah pangeran dari Balakh, yang mempunyai  istana  megah dan harta yang berlimpah, tidak seorangpun yang menandingi kekayaan beliau saat itu.
Dengan hidup yang serba ada, harta, kekuasaan di depan mata tidak lantas membuat  beliau lalai. Bahkan beliau terkenal dengan orang yang taat beribadah , murah hati kepada sesama  terlebih kepada faqir miskin.
Pernah suatu hari beliau  ditanya, “kenapa kamu keluar dari istana(tidak tinggal di istana) dan bekumpul dengan manusia sederhana”. Ibrahim Bin Adham tidak langsung menjawab, beliau diam sejenak lalu menjawab, “saya ingin memegang agamaku erat-erat dan menaruhnya di antara dadaku, saya lari mebawa agamaku dari satu negara ke negara yang lain, siapapun yang melihat pasti ia mengira bahwa saya seorang pengembala atau orang gila, semuanya saya lakukan hanya untuk menjaga agamaku dari gangguan setan yang terkutuk. Saya ingin membawa imanku menuju keselamatan hingga  menemui ajal”.
Saya sempat berpikir, adakah sosok yang seperti beliau sekarang, yang rela keluar dari kemegahan dunia menuju kehidupan yang serba sederhana hanya untuk menjaga  iman agar tetap terpelihara.
Ibrahim bin Adham lebih memilih hidup sederhana dan mencari nafkah melalui kerja kasar yang halal hingga beliau meninggal.
Diantara Perkataan Ibrahim Bin Adham Az-Zahid.
Seseorang tidak akan bisa sampai kederajat “shalihin”  kecuali mampu menahan enam cobaan:
1: Ditutupnya pintu ni’mat dan dibukanya pintu kesulitan
2: Dikuncinya pintu kemuliaan, dan dibukanya pintu kehinaan
3: Ditutupnya pintu santai dan dibentangkan pintu perjuangan atau lelah
4: Dikuncinya kesempatan tidur,  dan dilebarkan kesempatan bangun tengah malam
5: Ditutupnya pintu kekayaan dan dibukanya pintu kemelaratan
6: Dikuncinya pintu angan-angan, dan dibukanya pintu persiapan untuk menyambut kematian
12 AZAB BAGI MEREKA YANG MENINGGALKAN SEMBAHYANG
Dalam sebuah hadis menerangkan bahawa Rasulullah S.A.W telah bersabda : "Barang siapa yang mengabaikan solat secara berjemaah maka Allah S.W.T akan mengenakan 12 tindakan yang merbahaya ke atasnya. Tiga darinya akan dirasainya semasa di dunia ini antaranya :-
1. Allah S.W.T akan menghilangkan berkat dari usahanya dan begitu juga terhadap rezekinya.
2. Allah S.W.T mencabut nur orang-orang mukmin daripadanya.
3. Dia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.
Tiga macam bahaya adalah ketika dia hendak mati, antaranya :
4. Roh dicabut ketika dia di dalam keadaan yang sangat haus walaupun ia telah meminum seluRoh air laut.
5. Dia akan merasa yang amat pedih ketika Roh dicabut keluar.
6. Dia akan dirisaukan akan hilang imannya.
Tiga macam bahaya yang akan dihadapinya ketika berada di dalam kubur, antaranya :-
7. Dia akan merasa susah terhadap pertanyaan malaikat mungkar dan nakir yang sangat menggerunkan.
8. Kuburnya akan menjadi cukup gelap.
9. Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang rusuknya berkumpul (seperti jari bertemu jari).
Tiga lagi azab nanti di hari kiamat, antaranya :
10. Hisab ke atasnya menjadi sangat berat.
11. Allah S.W.T sangat murka kepadanya.
12. Allah S.W.T akan menyeksanya dengan api neraka.

BALASAN MENINGGALKAN SOLAT
Diriwayatkan bahawa pada suatu hari Rasulullah S.A.W sedang duduk bersama para sahabat, kemudian datang pemuda Arab masuk ke dalam masjid dengan menangis.
Apabila Rasulullah S..A.W melihat pemuda itu menangis maka baginda pun berkata, "Wahai orang muda kenapa kamu menangis?"
Maka berkata orang muda itu, "Ya Rasulullah S.A.W, ayah saya telah meninggal dunia dan tidak ada kain kapan dan tidak ada orang yang hendak memandikannya."
Lalu Rasulullah S.A.W memerintahkan Abu Bakar r.a. dan Umar r.a. ikut orang muda itu untuk melihat masalahnya. Setelah mengikut orang itu, maka Abu Bakar r.a dan Umar r.a. mendapati ayah orang mudah itu telah bertukar rupa menjadi babi hitam, maka mereka pun kembali dan memberitahu kepada Rasulullah S.A.W, "Ya Rasulullah S.A.W, kami lihat mayat ayah orang ini bertukar menjadi babi hutan yang hitam."
Kemudian Rasulullah S.A.W dan para sahabat pun pergi ke rumah orang muda dan baginda pun berdoa kepada Allah S.W.T, kemudian mayat itu pun bertukar kepada bentuk manusia semula. Lalu Rasulullah S.A.W dan para sahabat menyembahyangkan mayat tersebut.

Apabila mayat itu hendak dikebumikan, maka sekali lagi mayat itu berubah menjadi seperti babi hutan yang hitam, maka Rasulullah S.A.W pun bertanya kepada pemuda itu, "Wahai orang muda, apakah yang telah dilakukan oleh ayahmu sewaktu dia di dunia dulu?"
Berkata orang muda itu, "Sebenarnya ayahku ini tidak mahu mengerjakan solat." Kemudian Rasulullah S.A.W bersabda, "Wahai para sahabatku, lihatlah keadaan orang yang meninggalkan sembahyang. Di hari kiamat nanti akan dibangkitkan oleh Allah S.W.T seperti babi hutan yang hitam."
Di zaman Abu Bakar r.a ada seorang lelaki yang meninggal dunia dan sewaktu mereka menyembahyanginya tiba-tiba kain kapan itu bergerak. Apabila mereka membuka kain kapan itu mereka melihat ada seekor ular sedang membelit leher mayat tersebut serta memakan daging dan menghisap darah mayat. Lalu mereka cuba membunuh ular itu.
Apabila mereka cuba untuk membunuh ular itu, maka berkata ular tersebut, "Laa ilaaha illallahu Muhammadu Rasulullah, mengapakah kamu semua hendak membunuh aku? Aku tidak berdosa dan aku tidak bersalah. Allah S.W.T yang memerintahkan kepadaku supaya menyeksanya sehingga sampai hari kiamat."
Lalu para sahabat bertanya, "Apakah kesalahan yang telah dilakukan oleh mayat ini?"
Berkata ular, "Dia telah melakukan tiga kesalahan, di antaranya :"
1. Apabila dia mendengar azan, dia tidak mahu datang untuk sembahyang berjemaah.
2. Dia tidak mahu keluarkan zakat hartanya.
3. Dia tidak mahu mendengar nasihat para ulama.
Maka inilah balasannya.

10 JENIS SOLAT YANG TIDAK DITERIMA OLEH ALLAH S.W.T
Rasulullah S.A.W. telah bersabda yang bermaksud : "Sesiapa yang memelihara solat, maka solat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barang siapa yang tidak memelihara solat, maka sesungguhnya solat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya." (Tabyinul Mahaarim)

Rasulullah S.A.W telah bersabda bahawa : "10 orang solatnya tidak diterima oleh Allah S.W.T, antaranya :
1. Orang lelaki yang solat sendirian tanpa membaca sesuatu.
2. Orang lelaki yang mengerjakan solat tetapi tidak mengeluarkan zakat.
3. Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.
4. Orang lelaki yang melarikan diri.
5. Orang lelaki yang minum arak tanpa mahu meninggalkannya (Taubat).
6. Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.
7. Orang perempuan yang mengerjakan solat tanpa memakai tudung.
8. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.
9. Orang-orang yang suka makan riba'.
10. Orang yang solatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar."
Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud : "Barang siapa yang solatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya solatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah S.W.T dan jauh dari Allah."
Hassan r.a berkata : "Kalau solat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan solat. Dan pada hari kiamat nanti solatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk."

KISAH KEREN, DIBALIK DOA YG TAK TERKABUL

24 Oktober 2011 pukul 23:44
Ada seseorang yang rajin berdoa, minta sesuatu sama Allah. Orangnya sholeh. Ibadahnya baik. Tapi doa tak kunjung terkabul. Sebulan menunggu masih belum terkabul juga. Tetap dia berdoa. Tiga bulan juga belum. Tetap dia berdoa. Hingga hampir satu tahun doa yang ia panjatkan, belum terkabul juga. Dia melihat teman kantornya. Orangnya biasa saja. Tak istimewa. Sholat masih bolong-bolong.

Kelakuannya juga sering nggak beres, sering tipu-tipu, bohong sana-sini. Tapi anehnya, apa yang dia doain, semuanya dipenuhi. Orang sholeh ini pun heran. Akhirnya, dia pun dateng ke seorang ustadz. Ceritalah dia permasalahan yang sedang dihadapi. Tentang doanya yang sulit terkabul padahal dia taat, sedangkan temannya yang bandel, malah dapat apa yang dia inginkan.

Tersenyumlah ustadz ini. Bertanyalah si ustadz ke orang ini. Kalau Anda lagi duduk di warung, kemudian datang pengamen, tampilannya urakan, maen musiknya gak bener, suaranya fals, bagaimana? Orang sholeh tadi menjawab, segera saya kasih pak ustadz, gak nahan ngeliat dan ndengerin dia lama-lama di situ, sambil nyanyi pula.

Kalau pengamennya yang dateng rapi, main musiknya enak, suaranya empuk, bawain lagu yang kamu suka, bagaimana? Wah, kalo gitu, saya dengerin ustadz. Saya biarin dia nyanyi sampai habis. Lama pun nggak masalah. Kalau perlu saya suruh nyanyi lagi. Nyanyi sampai sealbum pun saya rela. Kalau pengamen tadi saya kasih 500, yang ini 10.000 juga berani, ustadz.

Pak ustadz pun tersenyum. begitulah nak. Allah ketika melihat engkau, yang sholeh, datang menghadap-Nya, Allah betah ndengerin doamu. Melihat kamu. Dan Allah pengen sering ketemu kamu dalam waktu yang lama. Buat Allah, ngasih apa yang kamu mau itu gampang betul. Tapi Dia pengen nahan kamu biar khusyuk, biar deket sama Dia. Coba bayangin, kalo doamu cepet dikabulin, apa kamu bakal sedeket ini? Dan di penghujung nanti, apa yang kamu dapatkan kemungkinan besar jauh lebih besar dari apa yang kamu minta.



Beda sama temenmu itu. Allah gak mau kayaknya, dia deket-deket sama Allah. Udah dibiarin biar bergelimang dosa aja dia ini. Makanya Allah buru-buru kasih aja. Udah. Jatahnya ya segitu doang. Gak nambah lagi.

Dan yakinlah, kata pak ustadz, kalaupun apa yang kamu minta ternyata gak Allah kasih sampai akhir hidupmu, masih ada akhirat, nak. Sebaik-baik pembalasan adalah jatah surga buat kita. Nggak bakal ngerasa kurang kita di situ.
Tersadarlah orang tadi. Ia pun beristighfar, sudah berprasangka buruk kepada Allah. Padahal Allah betul-betul amat menyayanginya.

REZEKI SELURUH MAHLUK SUDAH DI JAMIN ALLAH.

15 April 2011 pukul 21:38
Seseorang mengeluh kepada Ibrahim bin Adham tentang anaknya yang banyak. Sang Sufi agung ini menjawab, “Wahai saudaraku, jika setiap yang ada di rumahmu terdapat orang yang rezekinya bukan dari Allah, pindahkan dia ke rumahk.” Rasulullah SAW bersabda, “Berusahalah untuk memperbanyak keturunan, karena kalian tidak tahu dari anak yang mana kamu mendapatkan rezeki.“ Sehingga Umar bin Khattab RA berkata, “Sesungguhnya, aku tidak suka menyetubuhi isteriku, kecuali jika disertai dengan harapan supaya Allah memberi rezeki berupa keturunan yang bertasbih kepada Allah dan mentauhidkan-Nya.“ Argumen Khalifah Kedua itu telah terbukti, dengan adanya komentar diantara ulama “Alangkah bahagianya kedua orang tua Imam Syafei, Abdullah binMubarak, Imam Malik,Imam Ahmad dan lain-lain ulama besar serta orang-orang saleh lainnya. Bisa jadi seorang anak menyebabkan kedua oranbg tuanya bahagia di dunia daan akhirat. “

Rezeki merupakan salah satu rahasia Allah. Ia tidak bisa dikalkulasi dengaan nalar manusia. Seringkali ia bergerak diluar jangkauan nalar. Itulah yang disebut dengan rezeki tidak disangka-sangka. Al Quran mengatakan “Wayarzughu min haitsu laa yahtasib “ (Ath-Thalaq ( 65 ) : 3). Allah telah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya. Setiap manusia yang terlahir ke dunia sudah dilengkapi dengan rezekinya masing-masing. Rasul SAW bersabda, “Allah telah menetapkan takdir semua mahluk sejak 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi“ (HR.Muslim). Oleh karena itu selayaknyalah kita tidak perlu cemas mengenai rezeki Allah SWT. Sebab Sang Pemberi Rezeki telah menjamin, “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya. Dan Dia meengetahui tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (Hud 6). “Persoalan rezeki sudah diatur oleh Allah SWT. Hal penting yang perlu dilakukan adalah sempurnakan ikhtiar, perkuat dengan doa, dan tawakal secara total kepada Allah. Biarlah Allah yang Maha Mengatur. Insya Allah, jika ikhtiar, doa serta tawakal kita total, kita akan diberikan kelapangan rezeki oleh Allah. Allah akan mengaruniakan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.

Dari Umar bin Khattab RA, ia berkata, “Saya mendengar Rassulullah SAW bersabda, ‘Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian seperti seekor burung, pagi-pagi ia keluar dari sarangnya dalam keadaan lapar dan pulang disore hari dalam keadaan kenyang “ (HR.Ahmad dan Turmuzi).

Banyak kiat untuk menjemput atau membuka keran pintu rezeki itu. Diantaranya adalah :
Pertama, Memperbanyak istighfar dan taubat. Allah berfirman, “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu. Sungguh, Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu. Dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan kebun-kebun untukmu, dan mengadakan sungai-sungai “ (Nuh (71) :10-12). Ujar Ibnu Katsir, “Maksudnya, jika kalian telah bertaubat dan beristighfar kepada Allah serta taat kepada-Nya, Dia pasti memperbanyak rezeki kalian dan memberi minum kalian dengan berkah dari langit serta menumbuhkan dan mengalirkan susu binatang ternak serta akan memberikan harta yang banyak, dan anak yang banyak.Lalu Allah akan menjadikaan bagi kalian kebun-kebun yang didalamnya beraneka ragam buah-buahan, yang mengalir di sisinya sungai-sungai“ (Ibnu Katsir Jilid 4 halaman 371).

Kedua, Istiqamah Bersedekah /Berinfak di jalan Allah. Rasul SAW bersabda, “Bersedekahlah kalian, dan jangan (terlalu) lama disimpan dan ditahan. Sebab jika demikian, Allah SWT akan menahan (karunia-Nya) untukmu “ (HR. Bukhari ). Hadis lain, Nabi SAW bersabda “Berinfaklah semampumu, dan jangan menahan hartamu, niscaya Allah akan menahan karunia-Nya bagimu“ (HR. Muslim dan Nasai). Kilah Imam Al-Qurthubi, “Jika seseorang meyakini Allah sepenuhnya, pasti Dia akan memberikan rezeki kepadanya dengan tanpa disangka-sangka. Seyogianya ia mesti berinfak secara ikhlas dan tanpa banyak pertimbangan. “

Ketiga, Meluangkan waktu untuk Beribadah. Rasul SAW bersabda, ”Allah berfirman ‘Wahai Bani Adam, fokuskanlah hati kalian dalam beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan lapangkan hatimu, dan Aku penuhi kebutuhanmu. Kalau kamu tidak memfokuskan ibadah kepada-Ku, maka Aku akan penuhi hatimu dengan kesibukan dan kebutuhanmu tidak akan Aku penuhi “ (Hadis qudsi riwayat Ahmad,Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim). Secara umum hadis tersebut menurut imam Al’Ala’i menjelaskan bahwa hati seseorang jangan terlena dengan kesibukan dunia, hingga ia tidak menunaikan bentuk ketaatan kepada Allah. Dalam menafsirkan firman Allah surah Al Insyirah ayat 7, Ibnu Katsir menuturkan, “Jika kalian telah selesai melakukan pekerjaan-pekerjaan duniawi, bersungguh-sungguhlah menunaikan ibadah dengan tekun. Lalu fokuskan hatimu dan ikhlaskan niatmu.” Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan meluangkan waktu dan memfokuskan diri untuk beribadah kepada Allah dapat membukakan pintu rezeki.

Keempat, Bersegera Mencari Rezeki di Pagi hari. Rasulullah SAW berdoa, “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu pagi. Semoga keberkahan selalu tercurah bagi umatku yang beraktifitas di pagi hari “ (HR.Thabrani). “Shahr Al-Ghamidi menjelaskan, bahwa Rasulullah mengutus pasukan perang di akhir waktu siang. Sementara itu Shahr sebagai seorang pedagang, sering membawa barang dagangannya di pagi hari. Akhirnya ia sering mendapatkan keuntungan yang berlimpah, hingga hartanya banyak. (HR. Imam yang empat).

Kelima, Bersilaturrahim. Rasul SAW bersabda, “Siapa yang ingin diluaskan rezekinya, dan dipanjangkan umurnya,maka sambunglah tali silaturrahim “ (HR.Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Nasai). Dalam hadis qudsi Allah berfirman, “Siapa yang menyambung silaturrahmi, maka akan Aku sambung rahmat-Ku untuknya. Dan siapa yang memutuskan silaturrahmi, maka Aku putuskan pula rahmat-Ku untuknya “ (HR. Tirmuzi dan Abu Daud). Rahmat Allah itu bentuknya beraneka ragam, dan jumlahnya tidak terhitung. Ia bisa berupa kemudahaan dalam segala urusan, ketenangan dalam menjalani hidup, kesehatan jasmani dan rohani, keluasan rezeki dan sebagainya.

Keenam, Senantiasa bersyukur. Allah berfirman “ … Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih “ (Ibrahim 7). Imam Al Mansyur berkomentar “Wahai manusia, jangan sekali-kali kalian mengusir kenikmatan rezeki dengan meninggalkan syukur. Sebab, dengan meninggalkan syukur, justru kalian tengah mengundang bencana. “ Syukur adalah satu keniscayaan atas begitu banyaknya nikmat yang kita rasakan dalam hidup ini.Salah satu hal yang harus kita syukuri adalah rezeki pemberian Allah. Cara mensyukurinya adalah dengan “mengalirkannya“ kepada orang yang membutuhkan. Ibarat air, jika tidak dialirkan akan tersumbat. Demikian pula dengan rezeki, jika tidak dialirkan, saluran rezeki akan tersumbat. Wallahualam. **