Friday, September 1, 2017

TAKBIRATUL ihram merupakan takbir yang pertama kali dibaca ketika sholat, sebagai pembuka sholat. Disebut takbiratul ihram yang artinya takbir yang mengharamkan, karena takbir ini menjadi batas diharamkannya melakukan hal lain yang tidak berkaitan dengan sholat. Berikut rincian tata cara takbiratul ihram yang disimpulkan dari alquran dan sunah yang sahih:
1. Takbiratul Ihram merupakan rukun sholat. Harus dilakukan baik menjadi imam, makmum, maupun sholat sendirian.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Kunci sholat adalah bersuci, memulainya dengan takbir, dan mengakhirinya dengan salam." (HR. Abu Daud 61, Turmudzi 3, & disahihkan al-Albani).
2. Yang dimaksud takbiratul ihram adalah ucapan: Allaahu akbar, dan bukan mengangkat tangan ketika takbir. Sementara mengangkat tangan ketika takbiratul ihram hukumnya dianjurkan dan tidak wajib.
Imam Ibnu Utsaimin mengatakan, "Mengangkat tangan ketika takbiratul ihram, ketika rukuk, ketika itidal, dan ketika bangkit ke rakaat ketiga dari tasyahud awal, hukumnya sunah." (Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin volume 13).
3. Keadaan telapak tangan ketika takbir:
a. Telapak tangan dibentangkan secara sempurna dan tidak menggenggam
b. Jari-jari telapak tangan tidak terlalu lebar dan tidak terlalu rapat. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika memulai sholat, beliau mengangkat kedua tangannya dengan dibentangkan." (HR. Abu Daud 753, Turmudzi 240, dan dishahihkan al-Albani)
c. Telapak tangan dihadapkan ke kiblat dan diangkat setinggi pundak atau telinga. Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu, beliau menceritakan, "Bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya setinggi pundak, ketika memulai sholat." (HR. Bukhari 735 & Muslim 390).
Dari Malik bin al-Huwairits radhiyallahu anhu, "Saya melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya ketika takbiratul ihram, ketika rukuk, ketika itidal, hingga setinggi daun telinga." (HR. Nasai 1024, dan yang lainnya).
4. Cara mengangkat tangan ketika takbir ada 3:
a. Mengangkat tangan sampai pundak lalu membaca takbir. Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhumma, "Apabila Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memulai sholat, beliau mengangkat kedua tangannya hingga setinggi pundak, kemudian beliau bertakbir." (HR. Muslim 390).
b. Mengangkat tangan lalu sedekap bersamaan dengan takbir. Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, "Saya melihat Nabi shallallahu alaihi wa sallam memulai takbiratul ihram ketika sholat, beliau mengangkat kedua tangannya ketika takbir." (HR. Bukhari 738)
c. Membaca takbir, lalu mengangkat tangan. Dari Malik bin al-Huwairits, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika usai takbir, beliau mengangkat tangan." (HR. Muslim 391).
5. Takbiratul harus dilakukan dalam keadaan posisi tubuh tegak sempurna dan tidak boleh sambil condong mau rukuk. Karena syarat sah-nya takbiratul ihram adalah dilakukan sambil berdiri bagi yang mampu.
6. Takbiratul ihram tidak disyaratkan harus dibarengkan dengan niat salat. Menggabungkan dua hal ini adalah mustahil. Karena anggapan inilah, banyak orang yang ditimpa penyakit was-was ketika takbir, sehingga takbirnya dilakukan berulang-ulang. Al-Kasani mengatakan, "Boleh mendahulukan niat dari pada takbiratul ihram menurut mazhab kami (hanafi), jika tidak ada kegiatan apapun yang menyelai antara niat dan takbiratul ihram." (Badai as-Shanai, 1/329).
Ibnu Qudamah juga menegaskan, "Para ulama mazhab kami (hambali) mengatakan, Boleh mendahulukan niat sebelum takbiratul ihram, selama jedanya tidak lama." (al-Mughni, 1/339).
7. Takbiratul ihram hanya dilakukan sekali dan tidak perlu diulang-ulang, yang ini umumnya terjadi karena was-was.
8. Orang yang salat sendirian atau makmum, takbirnya dibaca pelan. Hanya terdengar dirinya sendiri.

No comments:

Post a Comment