Tuesday, October 20, 2015

ORANG YANG SHOLEH DAN BERTAKWA SERTA BERHATI-HATI

Kisah ‘Atha’ bin Yasar

Suatu ketika ‘Atha bin Yasar dan Sulaiman bin Yasar keluar dari kota Madinah untuk menunaikan ibadah Haji bersama sahabat-sahabat mereka. Sehingga ketika mereka telah berada di ‘Abwa mereka singgah ditempat persinggahan mereka. Sulaiman bin Yasar dan para sahabatnya pergi untuk memnuhi kebutuhan mereka, dan tinggallah ‘Atha’ sendirian melaksanakan shalat. Ketika itu masuklah ke tempat persinggahan ‘Atha’ seorang wanita Arab yang cantik. Ketika ‘Atha’ merasakan kehadiran wanita itu, ‘Atha’ mengira bahwa wanita itu punya keperluan, maka ‘Atha’ pun memperingan shalatnya.
Ketika ‘Atha’ telah selesai shalat, ‘Atha’ bertanya kepada wanita itu :
“Apakah engkau punya keperluan”
Wanita itu menjawab :
“Ya”
‘Atha’ bertanya lagi :
“Apa keperluanmu itu ?”
Wanita itu berkata :
“Berdirilah, lalu curahkanlah kasih sayangmu kepadaku ! sesungguhnya aku seorang wanita yangtelah menyukai laki-laki dan saya tidak punya suami”.
‘Atha’ berkata :
“Menjauhlah engkau dariku ! Janganlah engkau membakar aku dan dirimu dengan api neraka !”
Lalu wanita itu berusaha merayu dan menggoda ‘Atha’ dan tetap bersiteguh untuk memenuhi apa yang diinginkannya. Maka mulailah ‘Atha’ menangis seraya berkata :
“Menjauhlah engkau dariku ! Menjauhlah engkau dariku !”
Tangisan ‘Atha’ makin lama makin keras. Ketika wanita cantik itu melihat ‘Atha’ dan melihat tangisan serta kecemasan yang menimpa ‘Atha’, menangislah wanita itu mengiringi tangisan ‘Atha’. Di saat ‘Atha dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Sulaiman bin Yasar pulang memenuhi keperluannya.
Ketika Sulaiman melihat ‘Atha’ sedang menangis, dan seorang wanita dihadapannya sedang menangis disudut rumah, Sulaiman pun menangis mengikuti tangisan keduanya padahal Sulaiman tidak tahu apa yang menyebabkan keduanya menangis.
Setelah itu datanglah sahabat-sahabat ‘Atha’ dan Sulaiman satu persatu. setiap kali seorang sahabat itu datang ke tempat persinggahan mereka lalu melihat mereka sedang menangis, maka sahabat itu pun duduk sambil menangis karena mendengar tangisan mereka tanpa menanyakan tentang urusan mereka, sehingga tangisan pun meluas dan suara tangisan terdengar keras.
Ketika wanita Arab itu menyaksikan keadaan seperti itu, ia pun berdiri lalu pergi keluar dan berdirilah para sahabat ‘Atha’ lalu masuk ke dalam.  Sulaiman terdiam setelah itu dan dia tidak menanyakan apa-apa kepada saudaranya (‘Atha’) tentang kisah wanita itu karena merasa hormat dan segan.
Kemudian keduanya datang ke Mesir untuk memenuhi sebagian kebutuhan mereka. Keduanya tinggal di Mesir sepanjang waktu selama waktu yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pada suatu malam ‘Atha terbangun dalam keadaan menangis. Sulaiman bertanya kepadanya,
“Apa yang membuatmu menangis, wahai saudaraku?”
Berkata ‘Atha,
“Aku telah bermimpi tadi malam.”
Sulaiman berkata,
“(Mimpi) apakah itu?”
Berkata ‘Atha,
“Syaratnya, jangan engkau ceritakan mimpi ini kepada siapapun selama aku masih hidup.”
Berkata Sulaiman,
“Akan kupenuhi syaratmu.”
Berkata ‘Atha,
“Aku melihat Nabi Yusuf ‘alaihissalaam di dalam mimpi. Maka aku pun mendatangi beliau untuk melihatnya, maka aku (kagum) melihat ketampanan beliau maka aku pun menangis. Maka beliau melihatku di tengah kerumunan orang banyak lalu beliau berkata, ‘Mengapa engkau menangis wahai laki-laki?”
Aku (‘Atha) berkata,
“Ayah dan ibuku sebagai tebusanmu wahai Nabiyallaah. Aku teringat (kisah) engkau dengan istri Al-Aziz dan ujian yang menimpa anda dari perkara wanita tersebut. Dan apa yang anda jumpai di penjara. Dan perpisahanmu dengan ayahanda Ya’qub yang sudah berusia lanjut. Aku menangis karena mengingat akan hal itu dan itulah yang membuatku kagum.”
Berkata Nabi Yusuf ‘alaihissalaam,
“Mengapa engkau tidak kagum terhadap pemilik (kisah dengan) seorang wanita badui di ‘Abwa?” Aku mengerti maksud beliau (Nabi Yusuf ‘alaihissalaam). Oleh sebab itu aku menangis dan terbangun dalam keadaan menangis.
Berkata Sulaiman,
“Wahai saudaraku, apakah yang sebenarnya terjadi antara engkau dengan wanita itu?”
Maka ‘Atha pun menceritakan kisahnya dengan wanita itu, kisah itu pun tidak pernah diberitahukan kepada seorangpun sampai ‘Atha wafat. Setelah ‘Atha wafat barulah salah satu dari keluarganya menceritakan kisah itu kepada orang lain.
(kisah ini bisa dilihat pada kitab Al-Atqiyaa wa Fitanun Nisaa)
Tambahan, nama lengkap ‘Atha adalah ‘Atha bin Yasar Al-Hilali Abu Muhammad Al-Madani Al-Qadhi. Seorang mantan budak Maimunah, seorang yang faqih dan banyak meriwayatkan hadits, wafat tahun 103 H dalam usia 84 tahun di Mesir.

No comments:

Post a Comment